Assalamualaikum. Syukur pada Allah sebab mengizinkan Zamir untuk
meneruskan atau menambah isi blog Zamir. Hari yang indah. Cuaca yang
menenangkan buatkan Zamir sentiasa akan mengingati tentang kebesaran Allah SWT.
Hari yang ceria. Hari yang menggembirakan. Syukur. Tapi, macam mana hari saudara
seislam kita yang sedang hadapi ujian dan dugaan yang besar disana?? Mereka
yang di Palestin,Syria dan Gaza mereka semua ditindas!!! Seceria mana mereka
hari ni?? Gembira mana mereka hari ni?? Subhanallah, engkau lindungilah mereka
engkau berikanlah kemenangan pada mereka engkau berikanlah mereka SYAHID ya
ALLAH!!! Kami hanya mampu berdoa ya Allah. Kawan, marilah sama-sama kita
membantu saudara seislam kita disana dengan apa yang terdaya. Anak-anak kecil
disana perlu belajar. Mereka semua teringin untuk bersekolah seperti kita.
Tapi, adakah mereka masih mempunyai ayah dan ibu?? Tangisan mereka setiap hari
bagi menuggu ibu dan ayah mereka yang berjuang di medan syahid!!!
Bertemu dengan Ayah
sangat mahal dan berisiko bagi Anak-anak Palestina yang Ayahnya ditahan
dipenjara Israel. Mendapat ijin hanya sekali setiap dua minggu.
Kisah yang menyentuh hati, mengingat penderitaan anak-anak kecil
Palestina yang ingin bertemu, melihat dan mengharap belaian kasih sayang dari
seorang Ayah, walau hanya dapat melihat dari balik kaca dan cuma dapat
bersentuhan ujung jari.
Jinan adalah salah
satu anak yang berumur 6 tahun yang saban Senin setiap dua pekan mengunjungi ayahnya Ali Nazal , dipenjara
Chattah-Gilboa, Israel. Aktivitas mengunjungi sang ayah sudah dilakukan sejak
dua tahun belakangan ini dan bisa jadi merupakan pembesuk paling muda.
Biasanya Jinan pergi sendiri, namun belakangan ia melawat sang
ayah bersama kedua adiknya Dania (4) dan Nur (2), mereka bertiga bersiap sejak
sebelum fajar. Salam Nazal sang ibu mendandani ketiga putrinya dan tidak
ketinggalan bekal makan siang untuk ketiga putri nya tersebut.
Ketiga anak-anak
Palestina tersebut tidak paham mengapa sang ayah mendekam dinegara Zionis
tersebut, karena itu setiap akan menjenguk Ayahnya, sang kakak Jinan selalu
bertanya kepada ibunya, ” Mami…mengapa ayah selalu tidur di Israel ? ” . Salam
Nazal punya satu jawaban jitu yang cukup menghibur anak-anaknya, ” Karena
disanalah tempat tidur untuk orang-orang Palestina terbaik, dan Ayahmu salah
satu diantara mereka. “
Ali Nazal (35) sebelumnya hanya pedagang pakaian dipinngir jalan, meski baru akan diadili, ia sudah mendekam dipenjara Israel selama dua tahun. Ia terancam hukuman 10 tahun jika terbukti memiliki senjata dan menyembunyikan seorang buron. Dakwaan ini sebenarnya sama sekali tidak terbukti karena informasi yang diberikan informan Palestina salah.
Perjalanan dari rumah Jinan di kota Qalqilya, Tepi Barat ke
penjara Chattah-Gilboa sebenarnya hanya membutuhkan waktu dua jam, namun karena
kota-kota di Tepi Barat telah dikelilingi oleh tembok pemisah yang hanya
mimiliki satu pintu keluar masuk, maka waktu perjalanan molor menjadi hingga
lima jam.
Sang ibu, Salam Nazal
tidak pernah dapat menemani anak-anaknya
membesuk sang Ayah, karena ia masuk daftar pengawasan militer Israel tanpa
sebab yang jelas. Walau khawatir melepas
ketiga putrinya tersebut, namun ia tetap tabah melepas kepergian
putrinya yang masih sangat kecil itu. ” Apa yang dapat saya lakukan ? hanya
beginilah kesempatan anak-anak melihat ayah mereka, ” ujar Sang Ibu saat
mengantar Jinan dan kedua adiknya menaiki bus yang disewa oleh Komite Palang
Merah Internasional (ICRC), karena Israel menolak menyediakan transportasi bagi
pembessuk, sehingga semua menjadi tanggungan ICRC dan setiap bulan menyediakan
bus bagi 20 ribu warga Palestina yang ingin membesuk keluarganya sekaligus
mengurus dokumen-dokumen yang diperlukan.
Meski hanya 45 menit, Jinan dan kedua adiknya Dania dan Nur
tetap bersemangat dan bagi si bungsu Nur (2), ini kesempatan pertamnya bertemu
sang Ayah karena saat Ali Nazal dipenjara, saat ini Nur masih berumur 6 bulan.
Dengan menggandeng
tangan kedua adiknya, Jinan memasuki ruang tunggu. Bertemu dengan ayah mereka
walau melalui telepon da terpisah kaca tebal. Lubang kecil yang ada membuat Ali
Nazal hanya mampu menyentuh ujung jari ketiga putrinya bergantian.
Kasihan Mereka…Anak-Anak Yang Tidak Berdosa Harus Berjuang Dengan Resiko Hanya Untuk Mendapatkan Kasih
Sayang Dari Ayahnya…
Ya… Allah… Tabahkan Dan Kuatkan Mereka…
Amin
(sumber : infopalestin)
No comments:
Post a Comment